RINGKASAN
PROFESI KEPENDIDIKAN (BK)

Disusun Oleh:
Nama :
Geri Susino
NPM : A1L011003
Prodi :
Bimbingan dan Konseling
Dosen Pembimbing :
Prof.Dr.Rohiat,M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
PERKEMBANGAN PROFESI KEPENDIDIKAN
A.Pengertian
dan Ciri-Ciri Profesi
1. Pengertian Profesi
Profesi
secara umum diartikan oleh masyarakat sebagai suatu pekerjaan atau mata
pencarian yang hubungannya erat dengan mendapatkan penghasilan. Menurut International Dictionary of education
“profesi merupakan suatu terminology evaluasi yang menggambarkan pekerjaan yang
paling berwibawa dan dikatakan professional jika melakukan Sesutu pelayanan
social yang esensial yang didasari pengetahuan yang sistematis, pendidikan
akademik yang lama, memiliki otonomi yang tinggi, kode etik, dan memperhatikan
perkembangan dalam pelayanannya.
2. Ciri-Ciri profesi
a.
menggunakan waktu penuh dalam
menjalankan pekerjaannya.
b.
anggota organisasi professional yang
formal.
c.
Ia terikat oleh satu panggilan hidup.
d.
Ia menguasai pengetahuan yang berguna
dan keterampilan atas dasar latihan spesialisasi atau pendidikan yang sangat
khusus.
e.
Ia terikat oleh syarat-syarat
kompetensi dan pengabdian.
f.
Ia memperoleh otonomi berdasarkan
spesialisasi teknis yang tinggi sekali.
B. Persyaratan-Persyaratan Profesi
Ø Pekerjaan
yang berwibawah dan cakap
Suatu
profesi merupakan pekerjaan yang berwibawah. Artinya pekerjaan yang dilakukan
mendapat penghargaan dari kliennya atau masyarakat.seorang guru, dalam keadaan
yang memenuhi persyaratannya sebagai guru, ia melaksanakan pekerjaannya dengan
persyaratan-persyaratan yang baik, memetuhi peraturan peraturan yang baik,
disiplin, dan memetuhi norma-norma yang ada,tentunya guru seperti ini akan
sangat dihrgai di masyarakat.
Ø profesi
dilatar belakangi pendidikan akademik dan praktek di perguruan tinggi
Ø melakukan
suatu pelayanan sosial yang esensial
Pada saat
tertentu dapat dikatakan bahwa setiap orang yang menyampaikan informasi yang
memberikan pengetahuan atau keyakinan orang itu dapat dikatakan sebagai guru.
Ø memiliki
otonomi yang tinggi
Dengan
keahlian, kemampuan, dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, seseorang
mendapatkan otonomi. Agar dia dapat mengembangkan kealian sesuai dengan
bidangnya.
Visi Kementerian Pendidikan Nasional
Visi
adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil yang diinginkan di masa
datang (statemen visi menunjukan tujuan puncak
(edward sallis, 2004: 216)
Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu
diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang
Mudah diingat, singkat .ket,(visi yang baik
tidak lebih dari 7 kata)
Rumusan visi seharusnya memberikan isyarat:
a.
Berorientasi ke masa depan dalam
jangka waktu yang lama.
b.
Menunjukkan keyakinan masa depan yang
jauh lebih baik daripada sekarang, sesuai dengan harapan
c.
Mencerminkan standar keunggulan dan
cita-cita yang ingin dicapai
d.
Mencerminkan dorongan yang kuat akan
tumbuhnya inspirasi, semangat dan komitmen
e.
Mampu menjadi dasar dan mendorong
terjadinya perubahan dan pengembangan diri atau organisasi
f.
Menjadi dasar perumusan
misi dan tujuan
Sesuai dengan Pasal
3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kementerian Pendidikan Nasional berkewajiban untuk mencapai menciptakan Pendidikan Nasional
sebagai berikut, Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah. Sejalan dengan Amanat Pendidikan Nasional tersebut, Kemendiknas berhasrat
untuk pada tahun 2025 menghasilkan:
VISI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL : Insan Indonesia Cerdas Kompetitif (Insan Kamil / Insan Paripurna) Maksud cerdas disini
meliputi, kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, dan kinestetik.
7
kebiasaan yang tanpa perlu dipikir dulu yang paling efektif bagi manusia :
jadilah
proaktif, mulai dan mengakiri dengan pikiran, mendahulukan yang utama, berpikir
menang-menang, mengerti dulu lalu paham, sinergi, dan asahlah mata gergajinya .
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Menurut
Bimo Walgito(1982:11), Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan didalam kehidupannya, agar individu atau
sekumpulan individu-individu itu mencapai kesejahteraan hidupnya.
Menurut
James P. Adam, Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang
individu dimana seorang konselor membantu konseli supaya dia dapat lebih baik
memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapi pada
waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Peranan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Alasan
diperlukannya BK di sekolah yaitu, Sekolah merupakan lingkungan hidup setelah
rumah, siswa yang masih muda masih memerlukan bimbingan. Dan juga BK diperlukan
merujuk kepada guru di sekolah yaitu, mengembangkan dan memperluas pemahaman
guru tentang afektif, mengembangkan emosional guru, mengembangkan efektivitas
belajar, dan mengatasi masalah-masalah guru dalam menjalankan tugas.
Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan
bimbingan di sekolah adalah membantu siswa untuk:
Ø Mengatasi
kesulitan dalam belajarnya
Ø Mengatasi
kebiasaan yang tidak baik
Ø Mengatasi
kesulitan yang berhubungan dengan jasmani dan rohani
Ø Mengatasi
kesulitan kelanjutan studi, dan pekerjaan setelah tamat sekolah
Ø Mengatasi
kesulitan yang berhubungan dengan emosional,social baik di sekolah maupun di
masyarakat
Landasan Bimbingan dan Konseling
Menurut Winkel(1991), landasan-landasan itu
adalah
Ø Bimbingan
selalu memperhatikan perkembangan siswasebagai individu yang mandiri dan
mempunyai potensi untuk berkembang
Ø Bimbingan
berkisar padadunia subyektif masing-masing individu
Ø Kegiatan
bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan yang
dibimbing
Ø Bimbingan
berlandaskan atas pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing
sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi
Ø Bimbingan
adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang berkaitan dengan psikologi
Ø Pelayanan
ditunjukan kepada semua siswa
Ø Bimbimgan
merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus,
berkesinambungan, berurutan dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.
Prinsip-prinsip
umum bimbingan dan konseling
Ø Karena
bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, jadi
pemberian pelayanan perlu dikaji kehidupan masa lalu klien yang diperkirakan
mempengaruhi timbulnya masalah tersebut
Ø Perlu
dikenal dan dipahami karakteristik individu yang dibimbing
Ø Bimbingan
diarahkan kepada bantuan yang diberikan supayaindividu yang bersangkutan mampu
membantu atau menolong dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan
Ø Bimbingan
harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah
Ø Pelaksanaan
bimbingan harus dipimpin olehseorang petugas yang memiliki keahlian dalam
bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para pembantunya
Ø Terhadap
program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur untuk
mengetahuisampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaianantara
pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu
Asas-asas
Bimbingan dan Konseling
Asas
adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan agar
kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang
memuaskan. Menurut Prayitno(1982) ada beberapa asas yang perlu diperhatikan
yaitu,
1.
Asas kerahasiaan
Asas ini mempunyai makna yang sangat penting (asas kunci) dalam
lanyanan Bimbingan dan Konseling.karena klien akan terbuka kepada konselor
apabila asas ini telah terpenuhi dengan baik, dan keterbukaan itu akan
memudahkan konselor dalam memberikan solusi.
2.
Asas Keterbukaan
Konselor harus berusaha untuk menciptakan keterbukaan dalam
membahas masalah yang dialami klien, agar mudah memberikan solusi terbaik.
3.
Asas kesukarelaan
Konselor harus secara sukarela kepada klien agar klien dapat
secara sukarela pula dalam mengutarkan permasalahannya, dan juga hendaknya
konselor jangan membawa masalah yang dialaminya kepada klien.
4.
Asas kekinian
Pemecahan masalah dalam kegiatan konseling seharusnya berfokus
kepada masalah- masalah yang dialami oleh klien pada saat ini. Apa yang
dirasakan,difikirkan pada konsultasi itulah yang menjadi puisat perhatiandan
mencarikan pemecahannya
5.
Asas kegiatan
Hendaknya konselor mampu memotivasi klien untuk melaksanakan semua
saran yang telah disampaikannya.
6.
Asas kedinamisan
Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan
dalam diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik
7.
Asas keterpaduan
Dalam memberikan layanan kepada klien, hendaknya selalu
diperhatikan aspek-aspek keperibadian klien yang diarahkan untuk mencapai
keharmonisan atau keterpaduan
8.
Asas kenormatifan
Usaha layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan itu hendaknya
tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, sehingga tidak terjadi
penolakan dari individu yang dibimbing
9.
Asas keahlian
Konseling harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli
dibidangnya, agar orang yang dibimbing tidak salah arah atas apa yang
disarankan pembimbing, agar konsultasi dapat berjalan sesuai arah dan tujuannya
10.
Asas alih tangan
Asas ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pemberian
opelayanan yang tidak tepat. Konselor bukanlah tenaga yang serba bisa sehingga
dalam pemberian layanan dia perlu membatasi dirisesuai dengan keahliannya
11.
Asas Tutwuri Handayani
Setetelah
klien mendapatkan layanan hendaknya klien merasa bahwa layanan tersebut tidak
hanya ada saat klien mengemukakan persoalannya. Di luar layanan pun hendaknya
makna bimbingan dan konseling tetap dapat dirasakan.
Orientasi Bimbingan dan
konseling
Sikap dasar pekerjaan bimbingan itu adalah individu
merupakan hal yang sangat penting,tentang adanya kesulita yang dihadapinya
dalam rangka perkembangan yang optimal sehimgga mereka dapat memahami diri dan
bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan-tuntutan dan keadaan lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pada hakikatnya setiap individu mempunyai
perbedaan yang satu sama lain, ini dapat mempengaruhi dari cara berfikir, cara
berperasaan, dan cara menganalisis masalah. Bilamana klien menyampaikan informasi
atau berbicara tentang masalah yang tidak ada kaitannya dengan kesulitan yang
sedang di konsultasikan, maka konselor harus membawanya ke masalah yang sedang
dihadapi, oleh karena itu konselor harus arif dan bijaksana dalam memecahkan
masalah yang dialami oleh setiap klien.
0 komentar:
Posting Komentar